Rabu, 23 Oktober 2024

MASA PERANG AGRESI MILITER

 MASA PERANG AGRESI MILITER



Pada tanggal 5 Oktober 1949, di tengah kegelapan fajar yang menggantung di langit Karawang, Jawa Barat, sejumlah prajurit TNI berdiri tegak, bersiaga dengan senjata di tangan. Mereka bukan sekadar pasukan; mereka adalah simbol perlawanan, keberanian, dan harapan bagi bangsa yang sedang berjuang untuk menggapai kemerdekaannya. Dalam suasana yang mencekam, di mana setiap detik bisa menjadi penentu antara hidup dan mati, para prajurit ini memilih untuk tidak mundur. 


Karawang, yang pada masa itu menjadi salah satu medan pertempuran sengit, menyaksikan semangat juang yang membara dari putra-putra terbaik bangsa. Mereka yang berdiri di garis depan adalah wajah dari tekad yang tidak bisa digoyahkan oleh ancaman, rasa takut, atau rasa lelah. Senjata yang mereka genggam erat bukan hanya alat untuk bertempur, tetapi juga simbol dari tanggung jawab mereka untuk mempertahankan tanah air, membela kehormatan, dan memastikan bahwa mimpi tentang Indonesia yang merdeka tidak akan pudar.


Di bawah langit Karawang, pada hari yang penuh sejarah ini, para prajurit TNI menunjukkan kepada dunia bahwa kemerdekaan tidak pernah diberikan, tetapi harus diperjuangkan dengan segala pengorbanan. Mereka adalah perisai dan pedang bangsa, berdiri di atas tanah yang dirahmati dengan darah para pahlawan. 


Dalam keheningan pagi itu, suara langkah kaki mereka yang mantap menggema seperti janji yang tak akan pernah dilanggar: bahwa Indonesia akan tetap berdiri tegak, bahwa kemerdekaan yang telah direbut dengan susah payah akan dipertahankan dengan segenap jiwa dan raga.


Kisah para prajurit TNI di Karawang pada 5 Oktober 1949 bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga warisan abadi bagi generasi berikutnya. Sebuah pengingat bahwa keberanian, keteguhan hati, dan cinta terhadap tanah air adalah kunci untuk menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah, keringat, dan air mata.

#agresimiliter #perang #penjajahan #nusantara #penjajahanbelanda

Minggu, 13 Oktober 2024

SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX bikin PINGSAN Si Mbok Pedagang Beras.

 SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX bikin PINGSAN  Si Mbok Pedagang Beras.



Suatu saat Sri Sultan pagi-pagi pulang dari Kaliurang dengan mengendarai Mobil Jeepnya sendiri.


Sampai di sekitar Pakem, Sleman beliau di stop oleh perempuan tua, seorang Bakul Beras.


Sri Sultan pun segera memberhentikan mobilnya, seraya menyapa dengan ramah:

“Ada apa mbok..?”


“Tolong mas.., angkatkan beras ini saya mau ke Jogja”, ujar mbok bakul beras sok bersahabat.


Dengan senyum dan tergesa-gesa Sri Sultan turun dari mobilnya, dan mengangkat beras itu ke dalam mobilnya sendirian.


Tanpa dipersilahkan masuk Si Mbok Pedagang  beras itu pun segera membuka pintu dan duduk di samping sopir, sebagaimana kebiasaan dia setiap hari dengan sopir-sopir yang lain.


Ceritera kesana kemari, entah apa-apa saja yang di ceritakannya sambil makan sirih. Si mbok disambut dengan ramah oleh Sri Sultan sepanjang perjalanan.


Tanpa terasa sampailah kendaraan yang disopiri seorang “Raja” ini di depan Pasar Beringharjo, Jogjakarta.


Si mbok pun bergegas menyuruh Sri Sultan menurunkan beras itu, dan dengan tetap menunjukkan sikap yang sopan Sri Sultan pun menurunkan beras itu dengan baik.


Kini tiba gilirannya si mbok bakul beras mencari uangnya yang dibundel di selendang atau ujung setagennya.


Ketika si mbok mengulurkan uang ongkos transportnya, sang Sopir istimewa tadi menolak dengan halus, "Terimakasih Mbok, tidak usah" dan mobil pun segera meluncur.


Apa yang terjadi dengan si mbok bakul beras..?


Ia justru malah ngomel-ngomel:

“Sopir ini bagaimana tow, lhawong dikasih ongkos kok ndak mau langsung bablas pergi, kalau kurang mbok yaow ngomong, apa saya dikira ndak punya uang pow?!!”


Ketika sedang sibuk ngomel, datanglah seorang Polisi yang sedang berjaga di pos, menghampiri si mbok bakul, seraya bertanya:

“Mbok ada apa,..? kok sepertinya mboke marah-marah..? Mbok ketemu beliau di mana?"


Si mbok tak menjawab keseluruhan pertanyaan pak Polisi, tetapi rada khawatir juga, dia menyatakan bahwa ia ngasih ongkos kok ditolak,


“Itu tadi lho pak, ...Si pak Sopir tadi kok malah nylonong saja, ...Saya itu mau bayar, tapi entah kurang bayarannya kok terus pergi begitu saja, saya kan malu,.. sama orang-orang yang jualan di sini,..!


Jawab pak Polisi: “Mbok., tadi yang si mbok tumpangi itu bukan Sopir,.. tetapi Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono,.. lihat tadi mobilnya kan AB 1”


Spontan mbok bakul beras terperanjat, bagaikan disambar geledek.


Kekagetan yang luar biasa yang tak pernah dialami sepanjang hidupnya, kemudian ia berteriak histeris: “Aduuuh Gustiiiii, ...”


Selanjutnya badannya gontai dan terus jatuh pingsan.


Dia merasakan RAJA-nya yang selama ini;

~ sangat dihormati,..

~ sangat dicintai,..

~ senantiasa diagung-agungkan,..

~ kenapa disuruh ngangkat beras,..

~ tambahan.., kenapa beliau mau saja,..

~ kenapa beliau tidak marah,..

~ kenapa tidak membentaknya..


Ini yang menjadikan penyesalan mendalam sang mbok bakul beras sehingga pingsan...!!


Sesuatu yang perlu kita pertanyakan kepada diri kita adalah:


▪️Apakah dengan berbuat seperti itu Sri Sultan turun derajadnya..?


▪️Apakah dengan berbuat seperti itu kecintaan rakyat Jogja terhadap Sri Sultan luntur..?


▪️Apakah perbuatan Sri Sultan membantu orang kecil.., miskin.., menjadi terhina..?


▪️Mutiara sekalipun dimasukkan ke dalam lumpur tetap bersinar cemerlang..!


Semoga bermanfaat

Sabtu, 12 Oktober 2024

Apa yang Terjadi Jika Roda Tidak Pernah Ditemukan?

 Apa yang Terjadi Jika Roda Tidak Pernah Ditemukan?



Mari kita berandai-andai. Apa yang terjadi jika roda tidak ditemukan? Mungkin kita sulit membayangkan hal tersebut namun ternyata ada juga peradaban yang tidak mengenal roda sampai pada awal zaman modern. Peradaban itu adalah peradaban Inka dan Maya. 


Ketika para penakluk Spanyol menemukan peradaban Inka dan Maya pada abad ke 16, mereka terkejut bahwa peradaban itu tidak mengenal adanya roda, padahal mereka telah membangun kota yang hampir sama mengagumkannya dengan Acropolis di Yunani. 


Walaupun demikian, jika dibandingkan dengan peradaban lain di masa itu, tentu saja peradaban di mesoamerika ini jauh tertinggal dalam penguasaan teknologi dan pengembangan pemukiman. Ditengrai hal itu disebabkan oleh belum ditemukannya atau tidak digunakannya roda dalam peradaban ini. Itu pula hal yang menerangkan mengapa peradaban ini relatif terisolir dengan peradaban lain. Dapat dibayangkan jika peradaban ini telah mengenal roda. Mereka mungkin akan mengadakan kontak lebih jauh dengan dunia luar dan mereka akan mengalami kemajuan yang setara dengan bangsa-bangsa lain.


Sangat sulit dibayangkan bahwa kemajuan yang terjadi sekarang ini dibangun tanpa jasa roda. Mobilisasi penduduk, pertukaran informasi dan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, peperangan dan perubahan sosial akan berjalan sangat lamban. Hampir dapat dipastikan bahwa tanpa roda, peradaban manusia masih stagnan di zaman Mesir kuno, dan hal ini telah dibuktikan oleh peradaban Inka dan Maya.

Dakwah Nabi Musa AS

 Dakwah Nabi Musa AS



Di tengah kerumunan tukang sihir, datanglah Fir'aun yang menyerukan untuk menghadiri pertemuan besar ini. Mereka semua keluar dengan mengatakan, "Agar kita mengikuti para tukang sihir itu, jika mereka yang menang."


Musa maju menghampiri para tukang sihir dan menasihati mereka, melarang mereka untuk melakukan sihir-sihir batil yang menentang ayat-ayat dan hujah Allah SWT.


Musa berkata, "Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab." Dan sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka)."


"Mereka (para tukang sihir) berkata, Sesungguhnya, dua orang ini adalah tukang sihir yang hendak mengusirmu (Fir'aun) dari negerimu dengan sihir mereka berdua." Mereka berkata, "Dia (Musa) dan saudaranya, Harun, adalah dua tukang sihir ahli, mumpuni, dan mahir di bidang sihir. Keduanya bermaksud untuk mengumpulkan semua orang, menyerang raja dan para pembesarnya, selanjutnya akan melenyapkan dan memperbudak kalian dengan sihir.


"Maka kumpulkanlah segala tipu daya (sihir) kamu, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sungguh, beruntung orang yang menang pada hari ini," mereka menyampaikan kata-kata yang pertama itu hanya bermaksud agar mereka berpikir dan saling menyampaikan pesan satu sama lain, juga agar mereka mengerahkan semua kemampuan, tipu daya, sihir dan kebohongan yang mereka kuasai.


Nabi Musa Beradu dengan Para Penyihir

Saat para tukang sihir berbaris, sementara Musa dan Harun berdiri tepat di hadapan mereka, mereka berkata pada Musa, "Kau yang lemparkan dahulu sebelum kami, atau kami terlebih dahulu yang melempar."


"Dia (Musa) berkata, Silakan kamu melemparkan!" Kalian yang melempar terlebih dulu.


Mereka menghampiri sejumlah tali dan tongkat, lalu mereka beri air khusus dan bahan lain yang bisa membuat tali dan tongkat-tongkat tersebut bergerak, sehingga seakan terlihat bergerak-gerak sendiri, padahal bergerak karena air atau bahan lain yang diberikan. Saat itulah mereka menyihir mata orang-orang dan membuat mereka ketakutan. Mereka melemparkan tali dan tongkat-tongkat mereka dengan mengatakan, "Demi kekuasaan Fir'aun, pasti kamilah yang akan menang."


Allah SWT berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 116, "Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).


Allah SWT berfirman, "Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya," yaitu Musa takut jika orang-orang terkena fitnah sihir dan tipu daya mereka itu sebelum Musa melemparkan tongkat yang ada di tangannya, karena sebelum diperintahkan Allah, Musa tidak melakukan apa pun.


Allah kemudian mewahyukan kepada Musa di saat-saat genting, "Jangan takut! Sungguh, engkaulah yang unggul (menang). Dan lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana pun ia datang," saat itu Musa melemparkan tongkatnya dan mengatakan, "Setelah mereka melempar, Musa berkata, "Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan kepalsuan sihir itu. Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan.' Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya."


Kemudian Allah SWT berfirman, "Dan Kami wahyukan kepada Musa, Lemparkanlah tongkatmu!" Maka tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka. Maka terbuktilah kebenaran, dan segala yang mereka kerjakan jadi sia-sia. Mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan para tukang sihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, "Kami beriman kepada Rabb seluruh alam, (yaitu) Rabbnya Musa dan Harun'."


Kisah ini termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 117-122. Wallahu a'lam.


#kisahnabimusa a.s

KISAH ISLAMI 

Gambar ilustrasi

Jumat, 11 Oktober 2024

SANG PENEMU TELESKOP

 SANG PENEMU TELESKOP 🔭



Hans Lippershey (lahir sekitar tahun 1570, Wesel , Ger.—meninggal sekitar tahun 1619, Middelburg , Neth.) adalah seorang pembuat kacamata dari Belanda Bersatu, yang secara tradisional dianggap sebagai penemu teleskop (1608).



Lippershey mengajukan permohonan kepada States General Belanda untuk paten 30 tahun untuk instrumennya, yang disebutnya kijker ("looker"), atau pensiun tahunan, sebagai gantinya ia menawarkan untuk tidak menjual teleskop kepada raja-raja asing. Dua penggugat lain untuk penemuan itu maju, Jacob Metius dan Sacharias Jansen. States General memutuskan bahwa tidak ada paten yang harus diberikan karena begitu banyak orang mengetahuinya dan perangkat itu sangat mudah untuk disalin. Namun, States General memberi Lippershey 900 florin untuk instrumen itu tetapi mengharuskan modifikasinya menjadi perangkat binokuler. Teleskopnya disediakan untuk Henry IV dari Prancis dan yang lainnya sebelum akhir tahun 1608. Pentingnya potensi instrumen dalam astronomi diakui oleh, antara lain, Jacques Bovedere dari Paris; ia melaporkan penemuan itu kepada Galileo , yang segera membangun teleskopnya sendiri.


Observatorium Keck Pemandangan udara dari kubah kembar Observatorium Keck, yang dibuka untuk memperlihatkan teleskop. Keck II berada di sebelah kiri dan Keck I di sebelah kanan.

teleskop , alat yang digunakan untuk membentuk gambar yang diperbesar dari objek yang jauh. Teleskop tidak diragukan lagi merupakan alat investigasi terpenting dalam astronomi . Teleskop menyediakan sarana untuk mengumpulkan dan menganalisis radiasi dari objek langit, bahkan yang berada di ujung alam semesta .


Galileo merevolusi astronomi ketika ia menerapkanteleskop untuk mempelajari benda-benda luar angkasa pada awal abad ke-17. Hingga saat itu, instrumen pembesaran belum pernah digunakan untuk tujuan ini. Sejak karya perintis Galileo, teleskop optik yang semakin kuat telah dikembangkan, seperti juga berbagai instrumen yang mampu mendeteksi dan mengukur radiasi di setiap wilayah spektrum elektromagnetik . Kemampuan observasi telah ditingkatkan lebih lanjut dengan penemuan berbagai jenis instrumen tambahan (misalnya, kamera , spektrograf, dan perangkat berpasangan muatan ) dan dengan penggunaan komputer elektronik , roket , dan pesawat ruang angkasa bersama dengan sistem teleskop. Perkembangan ini telah memberikan kontribusi dramatis terhadap kemajuan dalam pengetahuan ilmiah tentang tata surya , Galaksi Bima Sakti , dan alam semesta secara keseluruhan.


Lensa okuler , yang digunakan dengan refraktor dan reflektor ( lihat di bawah Teleskop pemantul ), memiliki berbagai macam aplikasi dan memberikan pengamat kemampuan untuk memilihperbesaran instrumen mereka. Perbesaran, kadang-kadang disebut sebagai daya pembesar, ditentukan dengan membagi panjang fokus objektif dengan panjang fokus lensa okuler. Misalnya, jika objektif memiliki panjang fokus 254 cm (100 inci) dan lensa okuler memiliki panjang fokus 2,54 cm (1 inci), maka perbesarannya adalah 100. Perbesaran besar sangat berguna untuk mengamati Bulan dan planet- planet . Namun, karena bintang muncul sebagai sumber titik karena jaraknya yang jauh, perbesaran tidak memberikan keuntungan tambahan saat melihatnya. Faktor penting lain yang harus dipertimbangkan ketika mencoba melihat pada perbesaran tinggi adalah stabilitas teleskop.pemasangan. Getaran apa pun pada pemasangan juga akan diperbesar dan dapat sangat mengurangi kualitas gambar yang diamati. Jadi, perhatian besar biasanya diberikan untuk menyediakan platform yang stabil bagi teleskop. Masalah ini seharusnya tidak dikaitkan dengan atmosferpenglihatan , yang dapat menimbulkan gangguan pada gambar karena arus udara yang berfluktuasi di jalur cahaya dari benda angkasa atau terestrial. Umumnya, sebagian besar gangguan penglihatan muncul di 30 meter pertama (100 kaki) udara di atas teleskop. Teleskop besar sering dipasang di puncak gunung untuk mengatasi gangguan penglihatan.

MENGAPA MAJAPAHIT TIDAK BISA MENAKLUKKAN SUNDA?

 MENGAPA MAJAPAHIT TIDAK BISA MENAKLUKKAN SUNDA?



Majapahit tidak bisa menaklukkan Sunda karena beberapa alasan yang kompleks dan beragam, termasuk:


1. Hubungan Kekerabatan: Kerajaan Sunda memiliki hubungan kekerabatan dengan raja pertama Majapahit, Dyah Wijaya. Hal ini membuat keluarga kerajaan Majapahit merasa tidak pantas untuk menaklukkan keluarga sendiri[2][3].


2. Posisi Unik Sunda: Sunda memiliki posisi unik bagi Majapahit. Gajah Mada sendiri segan memeranginya karena Sunda merupakan wilayah yang aman dan stabil, serta memiliki peradaban tua yang dihormati[1].


3. Kekuatan dan Kebudayaan: Sunda memiliki kekuatan dan kebudayaan yang kuat, terutama karena merupakan wilayah peradaban tua yang telah ada sebelumnya, seperti Tarumanegara. Hal ini membuat mereka tidak mudah ditaklukkan[1].


4. Politik dan Strategi: Gajah Mada berusaha menafsirkan kedatangan orang nomor satu Kerajaan Sunda sebagai pernyataan tunduk, tetapi rombongan Sunda menolak tunduk. Peristiwa ini berakhir dengan Perang Bubat, yang tidak berakhir dengan kekalahan Sunda[1][2].


5. Serangan Balasan Sunda: Setelah Perang Bubat, Sunda melakukan serangan balasan terhadap Majapahit. Serangan ini sebagai balasan atas kematian raja dan pejabat istana Sunda, yang hampir membuat Kerajaan Sunda runtuh[4].


Dengan demikian, kombinasi dari hubungan kekerabatan, posisi unik Sunda, kekuatan dan kebudayaan, serta strategi politik yang salah, membuat Majapahit tidak bisa menaklukkan Sunda.

Kamis, 10 Oktober 2024

Vibes pulau Cingkuak, pantai indah dan penuh sejarah

 Vibes pulau Cingkuak, pantai indah dan penuh sejarah 


Pulau Cingkuak terletak di Pesisir Selatan Sumatra Barat dan menawarkan pesona alam yang memesona serta kaya akan sejarah yang menarik. Salah satu daya tarik utamanya adalah pantainya yang indah, dengan pasir putih yang halus dan air laut yang jernih. Pemandangan laut yang luas dan langit biru yang cerah membuatnya menjadi tempat yang ideal untuk menikmati keindahan alam.


Secara historis, Pulau Cingkuak diyakini sebagai bekas benteng Portugis yang kemudian digunakan sebagai gudang lada pada masa VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) Belanda. Peran strategisnya sebagai bagian dari jaringan perdagangan rempah-rempah pada abad ke-17 memperkaya sejarahnya. Dalam konteks ini, pulau ini tidak hanya sebagai destinasi wisata alam yang menawan tetapi juga sebagai saksi bisu dari era penting dalam sejarah perdagangan dunia.


Keberadaan Pulau Cingkuak yang kaya sejarah ini menambah daya tariknya bagi para pengunjung yang tertarik dengan kombinasi antara keindahan alam dan warisan budaya. Tempat ini juga menawarkan kesempatan untuk menjelajahi reruntuhan sejarah dan mendalami jejak sejarah perdagangan rempah-rempah di Nusantara.


Melansir dari Wikipedia, Pulau Cingkuak adalah pulau yang terletak di Teluk Painan, Pesisir Selatan. Kawasan Pulau Cingkuk diduga merupakan benteng Portugis yang digunakan sebagai gudang lada masa VOC. Pulau ini memiliki peranan yang besar pada masa VOC. Pada tahun 1666, di Pulau inilah kompeni dagang VOC membangun lojinya di pantai barat Sumatra. Pulau Cingkuak merupakan pusat kegiatan perdagangan di kawasan selatan pesisir barat Minangkabau. Pada masa kejayaannya, di pulau ini pernah ditempatkan 59 petugas (aparat) VOC yang dipimpin oleh seorang Koopman. Pulau Cingkuak menjadi cabang utama VOC di Pantai Barat Sumatra, Namun pada tahun 1818 dibangun kembali pos perdagangan. Peninggalan-peninggalan arkeologi yang terdapat di Pulau Cingkuak berupa sisa-sisa benteng yang tidak utuh hanya berupa tembok pagar sebelah timur, pintu utama di bagian barat, dan dermaga di sebelah timur. Selain itu juga terdapat Kherkof makam dari bahan batu marmer bertuliskan bahasa Portugis dan sebuah lubang (sumuran). Kawasan Pulau Cingkuak ini telah menjadi bagian dari Cagar Budaya di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat wilayah Kerja Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan Nomor Inventaris 04/BCB-TB/A/14/2007 dan Upaya untuk pemutakhiran Benteng Portugis di Pulau Cingkuak dilakukan tahun 2017.


Dengan demikian, Pulau Cingkuak tidak hanya mempesona dari segi alamnya yang indah tetapi juga menarik bagi mereka yang ingin menggali lebih dalam sejarah yang terkait dengan masa VOC dan perdagangan rempah-rempah di wilayah Indonesia.


Postingan Unggulan

MASA PERANG AGRESI MILITER

 MASA PERANG AGRESI MILITER Pada tanggal 5 Oktober 1949, di tengah kegelapan fajar yang menggantung di langit Karawang, Jawa Barat, sejumlah...

Postingan Populer